Rabu, 28 Maret 2018

Keunggulan dan Kelemahan Simulasi

operasi atau proses- proses yang terjadi dalam suatu sistem dengan bantuan perangkat komputer dan dilandasi oleh beberapa asumsi tertentu sehingga sistem tersebut bisa dipelajari secara ilmiah (Law and Kelton, 1991). Sebuah sistem yang kompleks dapat diselesaikan lebih cepat dengan menggunakan simulasi karena tidak perlu melakukan eksperimentasi langsung yang menghabiskan banyak waktu. berikut adalah beberapa keunggulan dan kelemahan simulasi:
  
Ø Keunggulan Simulasi
1.    Simulasi membutuhkan waktu yang singkat dan praktis jika dibandingkan dengan eksperimen langsung yang membutuhkan waktu lama. Karena membutuhkan waktu singkat sehingga dapat mempercepet dalam analisa kerja sistem
2.    Kontrol pengendalian dalam simulasi lebih mudah dilakukan serta mudah dalam melakukan perubahan pada variabel-variabel kontrol dalam sistem
3.    Penggunaan simulasi dapat memunculkan berbagai alternatif perbaikan yang akan lebih sulit diperoleh jika hanya menggunakan eksperimentasi langsung, dann dari alternatif yang dimunculkan tersebut dapat diperoleh perbandingan sistem untuk menentukan mana sistem yang terbaik
4.    Simulasi membutuhkan biaya yang lebih kecil jika dibandingkan dengan eksperimentasi langsung yang akan memakan biaya lebih banyak
5.    Menggunakan simulasi akan lebih aman dibandingkan eksperimentasi langsung yang memiliki resiko kecelakaan
6.    Simulasi dapat digunakan untuk memecahkan sistem yang kompleks
7.    Simulasi dapat digunakan untuk memecahkan sistem yang belum pernah ada sebelumnya

Ø Kelemahan Simulasi
1.    Ketepatan permodelan dalam smulasi sangat mempengaruhi performa sistem
2.    Pada sistem yang kompleks akan membutuhkan banyak biaya untuk melakukan observasi
3.    Pada sistem yang kompleks akan membutuhkan banyak waktu untuk melakukan permodelan
4.    Tidak ada jaminan untuk mendapatkan solusi terbaik (optimal)
5.    Hasil simulasi terkadang sulit untuk diinterpretasikan
6.    Pengembangan model simulasi membutuhkan pelatihan khusus
7.    Representasi sistem nyata tergantung dari validitas model.

Karakteristik Simulasi

Sri Anitah, W. DKK (2007: 5.22) metode simulasi merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran kelompok. Proses pembelajaran yang menggunakan metode simulasi cenderung objeknya bukan benda atau kegiatan yang sebenarnya, melainkan kegiatan mengajar yang bersifat pura-pura. Kegiatan simulasi dapat dilakukan oleh siswa pada kelas tinggi di sekolah dasar.

Dalam pembelajaran yang menggunakan metode simulasi, siswa dibina kemampuannya berkaitan dengan keterampilan berinteraksi dan berkomunikasi dalam kelompok. Di samping itu, dalam metode simulasi siswa diajak untuk dapat bermain peran beberapa perilaku yang dianggap sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Karakteristik Metode Simulasi
Sri Anitah, W. DKK (2007: 5.23) memaparkan tentang karakteristik  metode simulasi sebagai berikut:
  • Banyak digunakan pada pembelajaran PKn, IPS, pendidikan agama dan pendidikan apresiasi,
  • Pembinaan kemampuan bekerja sama, komunikasi, dan interaksi merupakan bagian dari keterampilan yang akan dihasilkan melalui pembelajaran simulasi,
  • Metode ini menuntut lebih banyak aktivitas siswa,
  • Dapat digunakan dalam pembelajaran berbasis kontekstual, bahan pembelajaran dapat diangkat dari kehidupan sosial, nilai-nilai sosial, maupun masalah-masalah sosial.

Metode simulasi bertujuan untuk :
  1. Melatih keterampilan tertentu baik bersifat profesional maupun bagi kehidupan sehari-hari,
  2. Memperoleh pemahaman tentang konsep atau prinsip,
  3. Melatih mecahkan masalah,
  4. Meningkatkan keaktifan belajar,
  5. Memberikan motivasi belajar kepada siswa,
  6. Melatih siswa untuk mengadakan kerjasama dalam situasi kelompok,
  7. Menumbuhkan daya kreatif siswa,
  8. Melatih siswa untuk mengembangkan sikap toleransi.

Prosedur Penggunaan Metode Simulasi
Sri Anitah, W. DKK (2007: 5.23) prosedur yang harus ditempuh dalam penggunaan metode simulasi adalah:
  • Menetapkan topik simulasi yang diarahkan oleh guru,
  • Menetapkan kelompok dan topik-topik yang akan dibahas,
  • Simulasi diawali dengan petunjuk dari guru tentang prosedur, teknik, dan peran yang dimainkan,
  • Proses pengamatan pelaksanaan simulasi dapat dilakukan dengan diskusi,
  • Mengadakan kesimpulan dan saran dari hasil kegiatan simulasi.

Prasyarat Pengoptimalan Pembelajaran dengan Metode Simulasi
Sri Anitah, W. DKK (2007: 5.24) penggunaan metode simulasi menuntut beberapa kemampuan guru, antara lain:
  • mampu membimbing siswa dalam mengarahkan teknik, prosedur dan peran yang akan dilakukan siswa dalam simulasi,
  • mampu memberikan ilustrasi,
  • mampu menguasai pesan yang dimaksud dalam simulasi,
  • mampu mengamati proses simulasi yang dilakukan siswa.
Adapun kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatikan dalam penerapan metode simulasi adalah:
  • kondisi, minat, perhatian, dan motivasi siswa dalam bersimulasi,
  • pemahaman terhadap pesan yang akan disimulasikan,
  • kemampuan dasar berkomunikasi dan berperan.

Karakteristik Model

Terdapat beberapa karakteristik model diantaranya :

Model Matematik
Model matematik adalah salah satu jenis model yang banyak dicirikan oleh persamaan matematik yang terdiri dari peubah dan parameter.

Model Kontinyu dan Diskret
Model ini biasanya diklasifikasikan sebagai model kontinyu dengan ciri peubah keadaan yang berubah secara perlahan dalam selang waktu relatif pendek dan tidak terbatas pada bilangan bulat (integer). Di lain pihak, model diskret adalah model dengan peubah yang menggambarkan keadaan sistem dengan bilangan bulat. Model diwakili oleh serangkaian persamaan diferensial yang diturunkan dari struktur sistem dan saling berhubungan di antara komponennya.
Modeling sistem kontinyu adalah suatu pendekatan yang berorientasi proses dalam penggambaran tingkah-laku suatu sistem. Proses dapat dibagi dalam tiga bagian, yaitu transport atau alairan (flow), transformasi dan simpanan (storage atau stock). Proses ini digambarkan oleh dua kelas peubah yang kadang-kadang disebut peubah ekstensif (extensive variables) dan peubah intensif (intensive variables). Peubah ekstensif dicirikan oleh aliran kuantitas seperti aliran massa, volume, muatan listrik, dan panas. Peubah intensif merupakan ukuran dari intensitas energi atau potensial, mewakili tenaga penggerak peubah ekstensif seperti tekanan, suhu, voltase dan kecepatan (velocity). Identifikasi peubah ekstensif dan intensif serta komponen sistem perlu dilakukan secara cermat, sehingga suatu diagram difungsikan untuk menurunkan persamaan atau model matematik dari sistem. Karena kesamaan peubah ekstensif dan intensif di antara sistem, metode yang sama dapat digunakan untuk membentuk model pada masing-masing sistem, dan kemiripan model matematik dari suatu sistem juga dapat digunakan pada sistem lain.

Model Empiris dan Mekanistik
Model empiris diperoleh biasanya dari pengalaman, seperti hasil pengamatan, dan digunakan untuk menggambarkan suatu atau sebagaian tingkah-laku sistem yang dipelajari. Sedangkan model mekanistik mendeskripsikan sistem berdasarkan pemahaman tingkah-laku dari sistem tersebut atau mekanisme yang dipertimbangkan. Umumnya, orang yang mengembangkan model empiris bekerja hanya pada satu tingkat hirarkhi organisasi sistem keseluruhan, lalu menurunkan persamaan yang menghubungkan satu komponen dengan komponen lain pada tingkat yang sama dalam sistem tersebut. Sebaliknya, model mekanistik dikembangkan untuk menggambarkan tingkah-laku dari komponen sistem (attributes) pada tingkat hirarkhi yang berbeda seperti komponen pada tingkat i dengan komponen pada tingkat i-1. Kedua tingkatan tersebut dihubungkan oleh proses analisis dan resintesis yang diikuti dengan asumsi dan hipotesis. Deskripsi tingkah-laku pada tingkat i-1 dapat murni empiris (berdasarkan pengalaman) dan tidak mengandung unsur yang berada pada tingkat hirarkhi lebih bawah (i-2), atau sebagian empiris dan sebagian lagi mekanistik. Salah satu fakta menyatakan bahwa model mekanistik jarang secara murni mekanistik dan lebih sering sebagian didasarkan atas model empiris. Kenyataan lain adalah bahwa model empiris dapat memberikan hasil lebih baik dari model mekanistik. Ini terjadi karena model empiris lebih mudah diturunkan dengan hanya sedikit kendala dibandingkan dengan model mekanistik.


Model Statis dan Dinamis
Model statis adalah model yang tidak melibatkan waktu sebagai peubah, sehingga perubahan sistem dengan waktu tidak diketahui. Karena hampir tidak ada aspek yang tidak berubah dengan waktu, betapapun kecil tingkat perubahannya, suatu model statis hanya bersifat aproksimasi. Sakalipun demikian aproksimasi yang sangat baik dapat diperoleh karena sistem yang dipelajari cukup mendekati keadaan setimbang (equilibrium), atau skala waktu dalam sistem sedemikian pendek dibandingkan cuplikan waktu dari lingkungan.

Model Deterministik dan Stokastik
Model deterministik menghasilkan penaksiran kuantitas defenitif yang tidak disertai dengan informasi mengenai peluang. Model stokastik mengandung unsur acak atau distribusi peluang, sehingga tidak hanya membuat penaksiran keluaran yang definitif tapi juga disertai dengan deviasi (variance). Semakin besar ketidak-pastian akan tingkah-laku suatu sistem, semakin penting penerapan model stokastik. Tingkah-laku sistem dapat menjadi deterministik apabila kuantitas besar dilibatkan, artinya variasi yang sangat kecil tidak begitu berarti dalam taksiran yang dihasilkan model.

Model Deskriptif
Suatu model deskriptif membatasi tingkah-laku atau tabiat suatu sistem dalam suatu cara sederhana, dan mengandung sedikit mekanisme yang menyebabkan perubahan tingkah-laku tersebut. Pembentukan dan penggunaan model agak bersifat langsung dan sering terdiri dari satu atau lebih persamaan matematik.

Model Eksplanatori
Suatu model eksplanatori terdiri dari deskripsi kuantitatif dari mekanisme dan proses yang menyebabkan tingkah-laku suatu sistem. Deskripsi ini merupakan pernyataan eksplisit (tegas) dari teori ilmiah dan hipotesis. Untuk menciptakan suatu model eksplanatori, suatu sistem dianalisis dan proses serta mekanismenya dikuantifikasi secara terpisah. Model dibangun dengan mengintegrasikan keseluruhan deskripsi dari sistem tersebut

Konsep Umum Model Simulasi

Model merupakan suatu rekayasa sistem untuk menentukan penggambaran optimal tentang suatu obyek tertentu. Secara sederhana model adalah contoh, yaitu sesuatu yang mewakili atau menggambarkan yang dicontoh. Jadi model meliputi contoh sederhana dari sistem dan menyerupai sifat-sifat sistem yang dipertimbangkan, tetapi tidak sama dengan sistem. Model dikembangkan dengan tujuan untuk studi tingkah-laku sistem melalui analisis rinci tentang komponen sistem dengan interaksi antara satu dengan yang lain.
Sistem adalah suatu kumpulan elemen atau unsur sebagai penyusun dunia nyata dengan pengelompokkan studi yang saling berhubungan. Seleksi dilakukan terhadap unsur penyusun sistem berdasarkan tujuan studi, karenanya sistem hanya merupakan wakil dari bentuk sederhana realita. Model dapat dibatasi sebagai konsep (matang atau masih dalam tahap pengembangan) dari sistem yang disederhanakan. Jadi model dapat dianggap sebagai substitusi (pengganti) untuk sistem yang dipertimbangkan dan digunakan apabila lebih mudah bekerja dengan substitut tersebut dari sistem sesungguhnya.
Model yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari biasanya adalah model informal. Suatu pekerjaan pasti selalu didahului dengan konsep dalam pikiran (khayalan/imajinasi) sebagai representasi sederhana dari suatu sistem yang kompleks. Dalam kayalan tersebut, beberapa perhitungan sederhana dapat terlibat. Tetapi pada hakekatnya, model tidak harus kuantitatif dengan melibatkan banyak rumus matematika, tapi dapat berupa model mental. Senge (1990) menguraikan model mental sebagai “generalisasi asumsi yang melekat secara mendalam (deeply ingrained), atau bahkan gambaran serta bayangan yang mempengaruhi bagaimana cara memahami dunia dan bagaimana bertindak”.

Konsep Pengembangan Model

Konsep dan ide dasar untuk pemodelan membentuk siklus model yang meliputi 3 fase pengembangan yaitu : Fase Penentuan Masalah Analis a...